Selasa, 05 Oktober 2021

Cinta yang Berbeda

Cinta adalah hal yang tidak bisa diprediksi.
Bukan perihal manusia yang ingin atau manusia yang memilih.

Bukan perihal hanya waktu yang menjadikan cinta perlahan hadir.
Mungkin perihal cinta datang karena terbiasa adalah hal yang luar biasa.

Namun,cinta datang karena terbiasa adalah hasil seseorang yang perjuangkan atau hasil dari rasa kesepian maupun tidak lagi ada pilihan.

Bukankah hal itu hanyalah perihal waktu?

Nyatanya cinta adalah Wujud kasih dari Maha Cinta, Pemilik Kehidupan dan segala isinya.
Perihal Cinta, kita harus tahu darimana asalnya, yaitu dari Yang Maha Segalanya.

Saat manusia merasa Jatuh Cinta pada manusia lainnya, hal pertama yang terlintas dalam pikirannya apa?

Indah kah? Menakjubkan kah? Atau apa?

...

Saya pernah mengalami Jatuh Cinta yang luar biasa indah dalam hidup saya.

Tetapi, hal pertama yang saya pikirkan hanya satu, 'Takut' 
Ketakutan bahwa saya akan terlena.

Saya pikir berkali menyukai satu lalu yang lain, tidak pernah sampai menyentuh hati saya, namun pada lelaki bermata tajam itu, saya jatuh.

Suatu ketika saya sedang berdialog pada Tuhan saya, saya sungguhan mengatakan ketakutan saya.
Hal yang saya takutkan adalah jika saya akan jatuh pada Rasa ingin memiliki. 

Di sisi lain, saya juga takut jika saya akan menjadi egois bahkan lupa diri hanya demi keinginan memiliki si manusia yang menyukai senja.

Saya tidak tahu dia sungguh menyukai Senja atau tidak, hanya saja yang saya tangkap atau asumsikan adalah dia manusia yang suka berlama-lama menatap keindahan yang dia tahu akan hilang bersama kegelapan malam.

Saya pun memohon pada Tuhan saya agar Dia jaga hati saya, lapangkan juga ikhlas, dan saya meminta biar saja saya mencinta dengan keikhlasan.

Meski saya tahu, saya tidak bisa melihat ujung cinta ini.

Yang saya tahu, saya hanya membiarkan cinta itu hadir tanpa paksaan atau halangan. Benar-benar membiarkannya.

Namun, saya tidak bisa berpura-pura, saya mencintai secara terang-terangan tanpa mau perduli bagaimana dia ke saya. Saya tidak pernah mengatakan secara langsung perasaan saya karena saya tidak ingin dia menjawab perihal rasa saya.
Saya tidak ingin memilikinya. 

Saya tidak membenci mengapa saya harus mencintai tanpa memiliki, karena memang saya tidak ingin memilikinya. Biarkan saya memilikinya dalam hati maupun mimpi setiap tidur saya.

Namun, suatu ketika ada hal salah yang saya lakukan dan membuatnya marah.

Dia menasehati saya didepan semua orang.
Bagi saya, saya memahami kekecewaannya, saya juga memahami  mungkin saya pun keterlaluan.

Namun, hanya saya sajakah yang memahaminya? Sedang dia bilang menghargai perasaan saya tapi tidak membiarkan saya punya harga diri. 

Saat itu saya bersyukur tidak pernah terlena untuk memilikinya.
Karena di mata saya, sejak saat itu, dia bukan siapa-siapa bagi saya.

...

Cinta adalah sesuatu yang bisa membuah bahagia, sedih, senang, dan berduka.

Cinta adalah bentuk dari wujud Kehidupan.

Cinta kasih pada sesama manusia adalah kebaikan yang Tuhan beri lewat hati setiap manusia.

Cinta itu Umum, Universal. 

Siapapun bisa memahami bentuk cinta, siapapun bisa jatuh cinta.

Karena Tuhan adalah pengatur pada siapa cinta datang bertamu. 

Namun, Cinta bukan berarti milik mutlak manusia.
Bisa dibilang Tuhan meminjamkan sementara seperti nyawa yang sedang di titipkan ke Raga Fana.

Seperti itu juga cinta, dititipkan ke Hati manusia. 

Cinta adalah Penemuan diri.
Cinta adalah Ilusi Duniawi untuk cinta pada Artian Romansa.
Kepada sepasang yang nantinya disebut Kekasih Hati.

Cinta adalah ketika kau jatuh tapi tidak melupakanNya.
Cinta adalah ketika kau jatuh, yang pertama kali kau ucapkan syukur adalah PadaNya.

Cinta adalah yang mendewasakan, mendekatkan, dimana kau lihat wujud cinta dari Penciptamu pada dia yang kau cinta.

Cinta adalah yang ketika kau jatuh, kau menemukan dirimu, mengenali dirimu sendiri.
Dan tidak kehilangan dirimu sendiri.

Cinta adalah mencintai dia, Dia, dan dirimu.
Cinta adalah yang selalu melibatkan Dia dalam segala jatuhmu. 

Kau akan terpesona pada keindahan yang Tuhan beri padamu dalam bentuk Jatuh Cinta.

...

Cinta yang Berbeda 

Bagaimana jika cinta yang kau miliki ternyata tidak sama dengan yang dia rasa?

Ikhlaskan.

Dekati pemilikNya, baru kau akan tahu apa Tuhan merestui kalian.
Semakin kau jatuh pada pengharapan, maka kemungkinan kau bisa kehilangan dirimu.

Merasa ingin memiliki seseorang yang dicintai sungguh bukan kesalahan, saling menginginkan untuk menjadi sepasang pun sungguh bukan kesalahan.

Wajar menginginkan sesuatu yang disuka, seperti ingin membeli boneka di toko langganan.

Namun, membeli harus ada bayaran, nah menginginkan seseorang juga ada bayarannya.
Bayarannya adalah dirimu, serahkan sepenuhnya kamu dalam meminta pada Tuhan perihal Restu. 
Jangan memilih instant atau kau anggap yang penting miliki, itu namanya kau sedang mencuri.

Kalau PemilikNya nggak ikhlas bagaimana? Kalau PemilikNya nuntut gimana?

Nggak akan bahagia memiliki sesuatu yang bukan milikmu.

Sama seperti mencuri.

Pemilik tidak akan rela melihatmu Bahagia.

Jadi, jangan sampai terlena pada hasrat memiliki, jangan tergoda Nafsu duniawi.

Dunia ini bukan milikmu, jangan merasa kau bebas menginginkan apapun lalu mencari cara untuk memiliki segala keinginanmu.

Itu namanya Cinta yang Berbeda.
Kamu maunya sama, Tuhan bilangnya Beda.

...

Rin, 05/10/2021

Senin, 09 Agustus 2021

Cermin Jiwa

Merasakan perasaan yang bukan milikku, terjebak kebingungan yang nyata bahkan jika terlalu sulit untuk dimengerti. 

Terlalu merasakan banyak emosi menyakitkan serta menyebalkan. Terkadang aku merasa lelah, ingin tidur atau kadang ingin menangis atas sesak yang bukan milikku. Hatiku penuh dengan berbagai emosi bertentangan. 

Orang akan selalu mengatakan kejujuran dengan emosi yang paling nyata mereka rasakan saat dihadapanku. 
Rasa sakit mereka yang turut aku rasakan.

Aku seperti cermin yang menunjukkan siapa mereka. 
Aku seperti cermin yang menyimpan bayangan paling jujur dari mereka. 

Mereka sedang berbicara denganku, tapi yang mereka ungkapkan adalah mereka sebenarnya ingin jujur paada diri mereka. 

'Rin ini pertama kalinya aku bercerita tentang diriku sampai bagian paling tersembunyi.' 

Meski kemudian aku melupakan kisah mereka dan menyimpannya dalam Alam Bawah Sadarku. 

Aku merasa senang jika itu meringankan beban mereka. 

Sejak dulu Empatiku tumbuh begitu besar. Merasakan emosi orang, merasakan kemarahan orang, merasakan sakit orang. 

Memahami kebohongan yang diucap seseorang secara sengaja.
Meski mereka tidak bisa membohongiku secara langsung didepanku.

Pikiranku yang penuh dengan pikiran orang.
Energi negatif milik mereka yang netral karena berbaur dengan energi positifku. 

Seseorang tidak bisa membohongiku, bahkan tanpa kata pun aku tahu yang mereka rasakan dari tatap mata mereka.

Mata adalah Jendela Hati.
Dan aku membacanya seperti Buku yang terbuka.  

Rin, 09/08/2021

Minggu, 08 Agustus 2021

KARINA

Arin, aku memanggil diriku Arin, sejak dulu aku menyukai namaku menjadi Arin. Rin-a jadi Arin. 

Hal yang paling kusukai adalah 'Bebas', saat melihat Langit Biru, Warna Merah, Bunga Mawar, Bunga Lili, itulah Bebas. 

Saat aku membaca, menulis, mencipta duniaku, itulah Bebas. 

Jika Pohon adalah keberadaan yang begitu mencintaiku, maka angin menyukai Kebebasan.

Aku? Memang menyukai 01.
Terobsesi untuk menjadi Yang Pertama. Aku cukup ambisius dan mengenal diriku sendiri. 

Setiap aku bertambah usia dan berada di Lingkungan Baru, aku menginginkan kebebasan yang berbeda. 

Suatu ketika aku berada pada situasi menyebalkan dan memalukan. 
Menyusahkan, begitu kata mereka. 
Aku tidak bisa mengingat sesuatu yang baru dan takut pada hal baru, bagaimana jika aku tersesat? Aku tidak mengenali jalan pulangku jika aku sendirian.

Hingga aku menyusahkan seseorang dan membuatnya berada dalam situasi canggung.

Kami? Dua introvert. 
Meski dia pemalu dan aku yang suka malu-maluin. 

Tetapi, aku tetap menyukai situasi canggung itu.

Mungkin karena dia lelaki baik. 
Lelaki dengan senyum manis.
Kita berteman. 
Menjadi lebih dekat dari sebelumnya.

Sampai dia merasa bahwa aku gadis pertama yang ia jadikan teman. Aku nyaman menjadikannya yang pertama pula. Teman lelaki pertama. 
Aku menjadikannya tempat pertama yang ingin kutuju saat ku menghadapi hari buruk. 

Dia seperti Fajar. 
Dia seperti langit biru pertama dimana Matahari mulai terbit.
Suasana menyenangkan yang membuatku bisa bersembunyi.

Dia adalah Fajarku. 

Saat aku bersedih dan hatiku merasa sakit, aku hanya ingin melihatnya. Aku begitu spontan saat aku mengatakan aku habis menangis. Dia menertawaiku dan tidak percaya pada ucapanku. Tapi anehnya aku jadi ikut tertawa karenanya. Dia menyembuhkan hatiku. 

Filosofi Fajar milikku adalah Seperti Fajar di pagi hari yang berjanji akan selalu datang membawa langit biru. Dialah Fajar milikku. 

Seperti namanya yang merupakan Cahaya, dia adalah Cahayaku. 
Cahaya pagiku.

...

Suatu ketika aku berada dalam kesalahpahaman, aku merasa malu dan sangat ingin kabur. 
Aku ingin percaya bahwa dia tidak salah.
Tapi aku takut sekali. 

Aku lari darinya.
Aku kabur menghindarinya tanpa mau mengatakan apapun.

Hatiku sakit sekali.

Aku ingin percaya padanya, tapi kemarahan dalam dadaku semakin menyiksaku hingga yang kulakukan hanya marah pada diriku sendiri dan meredakan api yang membakarku.

Aku kabur dan menjadikan rasa suka sebagai pelampiasan amarahku. 
Aku ingin marah padanya tapi aku tidak tahu dia jujur atau bohong.
Kepercayaanku terasa lenyap.

Kepercayaanku bersembunyi hingga yang kupikirkan hanya berlari.

.

Hal yang lebih menyedihkan adalah dia baik-baik saja saat aku menghilang.
Dia menemukan teman gadis lain dan aku? Hanya bisa cemburu. 

Aku ingin kembali padanya, tapi aku takut dia tidak pernah menungguku.

...

Di sisi lain aku terganggu oleh pria yang tidak menarik dimataku meski semua tertarik padanya. 
Aku risih jika dia melihatku.
Aku risih saat dia ada didekatku.
Tapi aku harus baik padanya karena Papanya orang baik yang membantu anak tidak mampu sepertiku. Begitupun orang tua lain. Aku harus membalas budi pada mereka yang membantu anak miskin sepertiku 

Aku kesulitan memahaminya karena aku melihat seluruh kelemahannya. 
Aku membaca hatinya seperti isi buku dihadapanku. Pemikiranku yang selalu berempati membuatku mengerti dirinya yang asli. Yang berbeda dari yang dia kenalkan pada orang lain.

Pria itu tidak menyukaimu. 
Aku benar kan? Dari caranya melihatmu saja ia tidak menyukaimu.

Entah mengapa hatiku bisa merasa marah sekaligus kasihan padanya.
Jika orang lain kasihan karena dia kesepian! Maka aku kasihan padanya karena membohongi dirinya sendiri.

Meskipun wajar seseorang memakai topeng, tapi mengapa dia melepaskan topengnya di hadapanku?

Aku gila karena berpikir dia menyukaiku.
Tetapi? Aku dapat membaca hatinya, aku tahu isi hatinya bahkan jika itu tentang gadis yang dia kagumi juga cintai. Meski aku hanya bisa melihat punggung gadis itu, punggung yang Familiar dengan rambut sebahu.

Punggung yang merupakan milikku. 
Dimana ia menyukai melihat punggungku.

Itu artinya dia menyukai gadis itu dari arah belakang, memperhatikannya, menatap punggungnya. Atau dia membayangkan menyandarkan kepalanya ke punggung gadis itu?

Mengapa ia tidak berani berbicara dengan menatap mata gadis itu? Karena gadis itu adalah 'Cermin'

Aku adalah 'Cermin'.

Cermin yang tidak menyadari dirinya.
Cermin yang bisa membuat seseorang melihat utuh dirinya. Cermin dimana kamu bisa melihat dosamu, keburukanmu, isi hatimu yang terdalam atau sisi yang mungkin luput disadari. 

Aku kasihan padanya. 

Perasaanku karena kasihan padanya. 
Seperti perasaanku yang bisa tumbuh pada siapapun.

...

Jika kamu bertanya bagaimana arti perasaanku padamu? 
Maka jawabannya adalah seperti perasaanmu padaku. 

Tapi untuk kamu, aku mau mempercayai semua yang kamu katakan. Aku tidak akan membaca perasaanmu, membaca pikiranmu, aku akan selalu menganggap kata-katamu adalah kejujuran.

Tetapi jika kamu berbohong, ketahuilah aku akan kesakitan seperti kebohonganmu. Dan aku akan berbohong bahwa diriku baik-baik saja didepanmu.

Percayalah aku tidak pernah mengatakan kebohongan apapun.
Aku selau serius pada perkataanku.

Kamu adalah lelaki pertama yang membuatku percaya pada seorang teman lelaki.

.

Jadilah teman baikku selamanya.
Tetaplah menjadi temanku.

Kamu adalah Fajarku. 

Untuk seseorang yang namanya adalah Cahaya.
Aku akan selalu kembali padamu.
Tempat pertama dimana Matahari muncul.

Fajar adalah cahaya pertama dimana Matahari terbit. 
Kamu adalah Cahaya Pertama di Ufuk Timur.
Dan aku adalah Mataharimu.

...

Arin, 08/08/2021




Rabu, 16 Juni 2021

Standart

Bagaimana kau menentukan Standart antara Kau dan Orang lain?

.

Beberapa kali atau mungkin sering seseorang pasti merasa penasaran akan kehidupan orang lain.
Bertanya A B Dan berbagai macam topik tiada Henti.

Entah pada tujuan apa?

Ingin mempelajari gaya hidup mereka kah? Ingin membandingkan kah? Atau hanya sekedar rasa ingin tahu tidak ada alasan.

Sejak dulu, aku hanya suka mengamati, lalu mungkin sering menemukan sesuatu.

Tapi tidak sekalipun aku membandingkannya dengan hidupku, tidak dengki maupun iri, hanya sebuah refleks tanpa alasan. 
Aku menyukai segala macam pengetahuan, termasuk Psikologi.

Meski aku anak IPA karena suka Fisika! Aku juga menyukai Seni, Seni Jiwa.

Aku mengamati lalu menyimpan dalam hatiku untuk suatu saat kutuang.

Seperti dalam bentuk Tulisan.
Aku sangat menyukai Tulisan, entah apapun wujudnya. Cerita, Fakta, berbagai macamnya.

Aku menyukai bentuk Cerita Pendek dan sejenisnya.
Menciptakan Dunia tentang milikku sendiri.

Menceritakan segala hal yang ingin kusampaikan, menciptakan dunia yang ingin kubagi denganku dan siapapun yang mau.

Menetapkan standart bagiku sendiri bagaimana aku menjalani hidupku.

...

Aku merasa tersentuh dan sekaligus bangga, ketika ada seseorang atau beberapa lain bilang padaku mereka terinspirasi oleh kisahku.

Itu membuatku merasa lebih hidup.

...

Hari ini aku bercerita pada temanku tentang Moodku yang berantakan, 

Dan dia menyampaikan beberapa hal dan yang paling berkesan saat dia bilang :

'Jangan dilihat lagi, jaga perasaanmu.' 

Itu membuat moodku berangsur baik.

...

Aku pernah membaca bahwa 'Ada sekelompok orang yang dengan jalannya dan caranya sendiri, mereka bisa bersinar. Sedangkan ada kelompok lain yang ingin meniru atau menyamai kelompok awal, tetapi kelompok awal tidak akan bisa ditiru, mereka lahir dengan pesonanya sendiri.'

Jadi inti dari paragraf diatas adalah :

"Siapapun kamu, bagaimanapun kamu, seperti apapun kamu, kamu adalah kamu, kamu tidak bisa meniru atau ditiru siapapun. Karena setiap manusia bersinar menjadi Bintangnya sendiri. Kamu hanya harus menemukan Bintangmu." - Rin

...

Rin, 16/06/2021

Jumat, 06 November 2020

Angin Dan Pohon

Aku mengingat pernah suatu ketika ada pertanyaan mendadak tentang penggambaran diri.

Ada Hujan, Angin, Pohon.
Dan satunya lagi aku lupa.

Saat itu aku memilih Angin tanpa ragu, karena aku memang menyukai Angin, apalagi Angin yang sedang membawa Gerimis.

(Berasa Avatar Aang si Pengendali Udara.)

Dan lelaki itu menyukai Pohon.

Aku sedikit tidak menyangka, lelaki sepertinya memilih Pohon, dari kepribadiannya yang terlihat lebih identik ke Hujan.
Si Pria galau yang suka sakit sendiri, memendam sendiri, dan kuat di luar.

Di luar dan dalam yang begitu Kontras.

...

Agak lucu kedengarannya dia dan Pohon.

Pohon adalah seseorang yang setia pada pilihan awal, dia seperti Pohon yang hanya tumbuh di satu tempat. Dia tidak akan berpindah, karena pindah itu berarti membuat hidupnya sedikit terusik.

Karena sebuah Pohon hanya bisa tumbuh baik dan sehat di satu tempat.

Tipe Pria yang sangat setia.
Bahkan ketika berapa kalipun terluka, ia akan tetap kokoh.

Kira-kira sesederhana itu filosofinya.
.

Sedangkan aku?

Kebalikannya.

Aku tidak setia, aku adalah seseorang yang bebas dan tidak suka terikat, aku seorang yang berpikiran logis dan sesuai mauku.

Aku tegas pada hidupku sendiri.
Tidak membiarkan siapapun mengusiknya.

Aku adalah pribadi yang lari kesana dan kemari.

...

Jadi sejak kapan Angin bisa jatuh cinta pada satu Pohon?

...

Bagiku, dari dulu dia orang yang tidak terbuka, dia hanya menunjukkan dirinya untuk menandakan dirinya ada.
Dia mengukuhkan pengenalan bahwa dia ada.

Orang-orang menganggapnya ada karena dia besar, dalam artian dia memiliki pengaruh, entah karena cara bicaranya yang membuat jatuh hati, cara berpikirnya yang hangat dan membuat nyaman, cara dia membagi dirinya dan membuat orang lain senang didekatnya.
Bagiku, orang-orang memiliki alasan tegas untuk berada di sampingnya.

Dia sangat rupawan, cakap, dan menyenangkan.

Seperti Pohon yang memberikan banyak manfaat, begitulah dia.

Tetapi, tidak sekali kudengar bahwa dirinya memakai banyak Topeng untuk menutupi dirinya yang sebenarnya.

Dia yang semula menganggap dirinya ada di titik Negatif dan ingin menuju titik Positif.

Sebuah Titik balik akan sesungguhnya dirinya siapa.

Tetapi, bagiku dia terlihat seperti anak kecil yang ingin dipandang dewasa.
Bukan anak kecil yang dipaksa dewasa.

...

Sedangkan aku adalah Angin, si setia yang belum menemukan Jati diri.

Belum menyadari duniaku sendiri.
Sebuah keadaan dimana aku menjalani segalanya sesuai kemauanku.
Tanpa perduli bagaimana tanggapan orang lain dan tidak memahami diriku sendiri.

Hingga aku menemukan arti duniaku.
Yang ternyata adalah si Pohon yang setia.

Aku yang tidak setia jatuh cinta pada si Pohon yang setia.

...



Jumat, 30 Oktober 2020

23/01/2019


Art : by Artngapak.

...

Aku menemukannya di Google.
Kusimpan karena cantik, selain itu aku juga menyukai Art.

Dan entah bagaimana, pertama kalinya aku menemukannya, aku merasa lucu.

Aku menyukai warna merah, dan gambar ini identik warna merah.
Terlebih juga, aku mengingat bahwa diriku pernah memiliki foto serupa dengan ini.

Sangat lucu, dipikirkan hanya sebuah kebetulan pastinya.

Tetapi, aku tetap merasa tertarik pada kebetulan ini.

...

Foto ini diupload pemiliknya 23/01/2019

Manusia Dan Rasa Sakit

Aku pernah mendengar dari seseorang tentang Rasa Sakit.
Lebih tepatnya beda diantara Menyakiti dan Disakiti.

Rasa sakit melibatkan Pelaku dan Korban, serta dampak bagi mereka.

Menyakiti : Sebuah Tindak yang disadari oleh Pelaku, dan dampak bagi penderita.
Si Pelaku dapat mengganti atau mungkin membiarkan.
Itu sebuah rasa tanggung jawab atau keegoisan semata.

Bagi mereka yang menyakiti, akan selalu ada dampak bagi tindakan mereka. Rasa sakit juga yang sama, mereka akan terus bertanggung jawab atas sebab sakit milik orang lain yang mereka datangkan.

Ada yang siap bertanggung jawab, atau malah lari dari tanggungannya.
Hingga yang terluka lebih terdengar menyedihkan.

Itu sebabnya Kata Maaf adalah yang pertama kali dibutuhkan, setelahnya baru bertanggung jawab atas kerugian.
Namun, di dunia ini ada rasa sakit yang tidak bisa dibayar dengan apapun. 

Hanya terganti oleh maaf dan juga ganti yang lebih baik.

Setidaknya terselesaikan atau dibiarkan mencipta dendam dan kemarahan.

.

Namun, jika konteksnya Tersakiti.

Selamanya tidak akan bisa menuntut Tanggung Jawab.

Karena Tersakiti adalah rasa sakit penuh yang ditanggung oleh pihak yang terluka.
Sedangkan yang menyakiti, pihak yang menjadi alasan dan sumbernya sama sekali tidak tahu tentang ini.

Yang terluka hanya bisa sakit sendiri, hanya bisa tersakiti sendiri.
Dan tidak bisa apapun selain menanggung sendirian.
Entah terluka karena harapan, atau kesalahan yang sama sekali tidak disengaja.

Bagaimanapun yang akan terus mengingat hanya mereka yang terluka dan terabaikan.

Mungkin ada sumber yang sadar mereka berbuat salah, tapi menanamkan pada pandang mereka bahwa mereka tidak menyakiti siapapun, itu juga bisa terjadi.

Meski tetap saja, rasanya pasti sangat melelahkan.

...

Pada dasarnya manusia yang menyakiti, itu juga merekalah obat atas rasa sakit itu.

Sama seperti kekuatan dan kelemahan, mereka berbanding tetapi bisa saja bersumber sama.
Segalanya mungkin hanya berdasar sudut pandang semata.

Meski terluka sendirian itu sangat menyakitkan, dan rasa ingin menuntut pertanggung jawaban mungkin terasa menakutkan. Ada kalanya jika tidak tahu cara menuntut jawab, maka ikhlaskan rasa itu.

Memang itu bukan sesuatu yang bisa dilupakan begitu saja.
Tetapi, mengubah polanya menjadi titik balik.
Bisa saja itu adalah obatnya.

Sama seperti Bisa Ular, yang berupa racun bisa jadi penyembuh bagi racun lainnya.

...

Rin, 30/10/2020

Kamis, 08 Oktober 2020

-Kenang Dan Rasa-

-Kenang dan Rasa-

Ada yang pernah bertanya padaku, mengapa aku tidak menyukai makanan manis kecuali Coklat? 

Saat itu aku jawab karena aku tidak suka Rasa yang tertinggal di Lidah. 
Dan rasa manis selalu punya rasa yang lama untuk hilang. 

Dan aku tidak menyukainya. 

Tapi Coklat juga manis, mengapa aku suka? 

Karena semanis-manisnya Coklat, coklat masih punya rasa pahit. 
Dan rasa manisnya seimbang. 

Lalu dia bertanya jika aku tidak suka manis yang berlebihan, bagaimana dengan Kenangan Manis? 

Kujawab sama saja. 

Aku sama sekali tidak menyukai Kenangan yang lama tertinggal. 
Jika aku bisa, aku ingin sekali melupakan hal-hal yang sudah berlalu dengan cepat. 
Apalagi kenangan manis, itu hanya menyesakkan. 

Karena semanis apapun kenangan, ia tetap sesuatu yang sudah berlalu. 

...

Ada banyak hal yang ingin aku lupakan dengan segera. 
Namun yang ingin kulupakan justru begitu lama dan menjadi hantu yang tinggal dalam hati. 

...

Q : Kenangan apa yang kamu ingin lupakan? 
A : Semua tentang lelaki itu. 

Q : Apakah lelaki itu hanya memberikan kenangan buruk? 
A : Satu-satunya kenangan buruk adalah Rasa Malu, sedangkan lainnya adalah kenangan yang justru membuatku hidup dengan menemukan arti. 

Q : Lalu kenapa kamu ingin melupakannya? 
A : Karena aku tidak ingin mengingatnya untuk waktu yang lebih lama. Karena perasaanku akan semakin sakit seiring berlalunya waktu. 

Q : Masalah apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian?  Jika dia orang berharga bagimu, mengapa kamu ingin melupakannya? 
A : Masalah terbesarnya adalah Aku sangat mencintai lelaki ini, dan berfikir tidak akan ada yang bisa menggantikan dia. Lalu bagaimana aku bisa hidup tanpanya dan berpura-pura mau dengan yang lain selainnya. 

Q : Apa kamu cinta mati dengan lelaki ini? 
A : Hidup dan matiku tetap punya Tuhan Yang Lebih Kuasa. 

Q : Lalu mengapa kamu bicara seolah hanya dia yang kamu cintai, jika Tuhan bisa mengubah hatimu suatu saat nanti? 
A : Karena aku menemukan arti hidupku, arti diriku, saat hatiku dijatuhkan padanya tanpa pernah aku meminta atau bahkan bayangkan. 

Q : Bukankah kamu terlalu drama? 
A : Hidupku memang penuh drama, hingga akupun muak.

Q : Lalu bagimu, apa artinya lelaki ini?
A : Lelaki ini milikku, dia lelakiku. Itu berarti dia adalah lelaki yang akan jadi satu-satunya dalam hatiku. 

Q : Mengapa kamu yakin begitu? 
A : Karena sekeras apapun aku melupakannya, sekeras apapun aku menghapusnya, dan selalu menyabut namanya dalam doaku, dia tetap jadi yang kucinta. 

Q : Kamu menyebut namanya dalam doamu? Apakah itu karena kamu ingin memilikinya? 
A : Tidak, aku selalu menyebut namanya dalam doaku karena aku ingin membunuh rasaku padanya. 

Q : Dari perasaan cinta, alasan kamu tidak bisa melupakannya, mungkinkah karena itu adalah kebencian? 
A : Aku memang membencinya, tapi aku juga lebih mencintainya. 

Q : Kenapa kamu membencinya? 
A : Karena aku dipermalukan olehnya didepan banyak orang. 

Q : Apakah itu sebuah penolakan? 
A : Sebuah penolakan yang bahkan mungkin bisa menghentikan denyut jantungku detik itu juga. 

Q : Bagaimana cara dia menolakmu? 
A : "Seharusnya Tuhan yang harus lebih dicintai dibandingkan manusia."
Tetapi aku tidak munafik karena masih mencintainya meski membencinya setengah mati. 

Q : Apa alasanmu sakit hati? 
A : Karena manusia tidak akan membawa nama Tuhan hanya untuk mempermalukan manusia lainnya. 

Q : Mungkin dia hanya spontan. 
A : Apapun alasannya, dengan caranya memberitahuku dihadapan banyak orang, aku berharap dia bisa memberitahuku hanya berdua saja. 

Q : Bukankah kamu yang malah suka menceritakan apapun pada orang lain?
A : Yang kuceritakan murni perasaanku yang tidak pernah meminta pertanggungjawaban siapapun. 

Q : Bukankah kamu juga orang egois dan keras kepala? Susah dibilangi baik-baik? 
A : Karena aku terbiasa diteriaki, dicaci,  tidak ada yang menasehatiku dengan baik. Mereka hanya menyuruhku tanpa perduli bagaimana perasaanku. Mereka selalu mengatakan kesalahanku yang bahkan tidak bisa kutelusuri. 

Mereka selalu mengatakan aku yang salah, tapi tidak menjelaskan apa yang salah. 
Mereka selalu menyuruhku berubah dalam waktu singkat tanpa penyesuaian. 
Mereka memintaku patuh, tapi tidak memikirkan seberapa besar tekanan yang kuterima. 

Aku bahkan tidak memahami diriku sendiri. 
Aku tidak mengerti.
Aku bahkan disalahkan hanya karena aku lahir tanpa pernah kuminta. 

Aku sendiri tidak bisa memilih siapa yang jadi orang tuaku. 

Mereka bahkan menyalahkan aku yang hidup. 
Maka dari itu aku terus menyalahkan diriku. 
Aku terus mempertanyakan apa yang salah. 

Karena terlalu banyak kesalahan yang kulakukan tanpa kusadari. 
Aku tidak tahu apa yang harus kuperbaiki. 

Satu-satunya yang aku pahami benar adalah, mengapa aku harus hidup, jika aku adalah kesalahan yang dibenci semua orang. 

Tidak ada yang bertanya tentang perasaanku. 
Semua hanya terus menghakimiku. 

Tapi, semenjak kenal lelaki itu, semenjak aku dipermalukan, satu hal yang aku temukan yaitu aku ingin hidup menjadi diriku. 
Memperbaiki apa yang salah dariku. 
Menentukan langkahku sendiri. 

Namun, mencintai lelaki ini pula bagian paling sakit yang pernah kurasakan. 
Masih sampai sekarang. 

Q : Apa yang kau ingin perbaiki dengan lelaki ini? 
A : Tidak ada apapun, harapanku selalu agar dia bahagia dimanapun dirinya berada, dengan siapapun dia.

Karena dia sudah mengalami banyak rasa sakit yang lebih dariku. 
Pasti berat untuknya hidup penuh topeng yang tidak ingin dia lepaskan. 

Karena itulah, dia pun sulit memahami ingin seseorang, karena diapun kesulitan memahami dirinya sendiri. 

Q : Apakah kamu sudah memaafkan kesalahannya? Untuk yang kamu rasakan, sakit hati karenanya. 
A : Dia bahkan tidak menyadari kesalahan yang membuat aku terluka, jadi aku tidak punya hak menuntut pertanggung jawabannya. Karena itu pula, aku telah memaafkannya. 

Perasaan sakit itu bukanlah sesuatu yang bisa dilupakan begitu saja, tetapi memaafkan adalah caraku menyembuhkan luka. 

Q : Apa maaf begitu ampuh? 
A : Ketika manusia dipenuhi rasa sakit, disakiti oleh banyak orang atau tersakiti sendiri karena ketidakmampuannya menerima, permintaan maaf adalah lebur yang paling ampuh. 

Jika orang lain tidak bisa meminta maaf, memaafkan diri sendiri adalah cara paling ampuh. 

Lalu belajar menerima segalanya dengan ikhlas. 

Q : Beberapa orang bilang kamu indigo, mampu membaca perasaan orang lain, mampu membaca pemikiran mereka, mampu mengetahui yang seharusnya jadi rahasia, lalu apakah kamu juga bisa membaca tentang lelaki ini? 
A : Di sisi yang sejujurnya, aku tidak pernah mau memahami dia dengan cara seperti itu, tetapi pada kenyataannya dia yang terus mendatangiku agar aku memahaminya. Meski dulu aku tidak mau mengerti, pada keadaan tidak ada dia, setiap kali dan setiap waktu, semua tentangnya seperti Film yang akan selalu aku kenang. 

Semua tentangnya adalah syair yang menjadi poin tulisanku. 

Dan hatinya, juga apa yang ia rasakan adalah satu alasanku terus hidup. 
Bagaimanapun, dia adalah satu hal penting dalam hidupku. 

...

08/10/2020
Dee