-Kenang dan Rasa-
Ada yang pernah bertanya padaku, mengapa aku tidak menyukai makanan manis kecuali Coklat?
Saat itu aku jawab karena aku tidak suka Rasa yang tertinggal di Lidah.
Dan rasa manis selalu punya rasa yang lama untuk hilang.
Dan aku tidak menyukainya.
Tapi Coklat juga manis, mengapa aku suka?
Karena semanis-manisnya Coklat, coklat masih punya rasa pahit.
Dan rasa manisnya seimbang.
Lalu dia bertanya jika aku tidak suka manis yang berlebihan, bagaimana dengan Kenangan Manis?
Kujawab sama saja.
Aku sama sekali tidak menyukai Kenangan yang lama tertinggal.
Jika aku bisa, aku ingin sekali melupakan hal-hal yang sudah berlalu dengan cepat.
Apalagi kenangan manis, itu hanya menyesakkan.
Karena semanis apapun kenangan, ia tetap sesuatu yang sudah berlalu.
...
Ada banyak hal yang ingin aku lupakan dengan segera.
Namun yang ingin kulupakan justru begitu lama dan menjadi hantu yang tinggal dalam hati.
...
Q : Kenangan apa yang kamu ingin lupakan?
A : Semua tentang lelaki itu.
Q : Apakah lelaki itu hanya memberikan kenangan buruk?
A : Satu-satunya kenangan buruk adalah Rasa Malu, sedangkan lainnya adalah kenangan yang justru membuatku hidup dengan menemukan arti.
Q : Lalu kenapa kamu ingin melupakannya?
A : Karena aku tidak ingin mengingatnya untuk waktu yang lebih lama. Karena perasaanku akan semakin sakit seiring berlalunya waktu.
Q : Masalah apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian? Jika dia orang berharga bagimu, mengapa kamu ingin melupakannya?
A : Masalah terbesarnya adalah Aku sangat mencintai lelaki ini, dan berfikir tidak akan ada yang bisa menggantikan dia. Lalu bagaimana aku bisa hidup tanpanya dan berpura-pura mau dengan yang lain selainnya.
Q : Apa kamu cinta mati dengan lelaki ini?
A : Hidup dan matiku tetap punya Tuhan Yang Lebih Kuasa.
Q : Lalu mengapa kamu bicara seolah hanya dia yang kamu cintai, jika Tuhan bisa mengubah hatimu suatu saat nanti?
A : Karena aku menemukan arti hidupku, arti diriku, saat hatiku dijatuhkan padanya tanpa pernah aku meminta atau bahkan bayangkan.
Q : Bukankah kamu terlalu drama?
A : Hidupku memang penuh drama, hingga akupun muak.
Q : Lalu bagimu, apa artinya lelaki ini?
A : Lelaki ini milikku, dia lelakiku. Itu berarti dia adalah lelaki yang akan jadi satu-satunya dalam hatiku.
Q : Mengapa kamu yakin begitu?
A : Karena sekeras apapun aku melupakannya, sekeras apapun aku menghapusnya, dan selalu menyabut namanya dalam doaku, dia tetap jadi yang kucinta.
Q : Kamu menyebut namanya dalam doamu? Apakah itu karena kamu ingin memilikinya?
A : Tidak, aku selalu menyebut namanya dalam doaku karena aku ingin membunuh rasaku padanya.
Q : Dari perasaan cinta, alasan kamu tidak bisa melupakannya, mungkinkah karena itu adalah kebencian?
A : Aku memang membencinya, tapi aku juga lebih mencintainya.
Q : Kenapa kamu membencinya?
A : Karena aku dipermalukan olehnya didepan banyak orang.
Q : Apakah itu sebuah penolakan?
A : Sebuah penolakan yang bahkan mungkin bisa menghentikan denyut jantungku detik itu juga.
Q : Bagaimana cara dia menolakmu?
A : "Seharusnya Tuhan yang harus lebih dicintai dibandingkan manusia."
Tetapi aku tidak munafik karena masih mencintainya meski membencinya setengah mati.
Q : Apa alasanmu sakit hati?
A : Karena manusia tidak akan membawa nama Tuhan hanya untuk mempermalukan manusia lainnya.
Q : Mungkin dia hanya spontan.
A : Apapun alasannya, dengan caranya memberitahuku dihadapan banyak orang, aku berharap dia bisa memberitahuku hanya berdua saja.
Q : Bukankah kamu yang malah suka menceritakan apapun pada orang lain?
A : Yang kuceritakan murni perasaanku yang tidak pernah meminta pertanggungjawaban siapapun.
Q : Bukankah kamu juga orang egois dan keras kepala? Susah dibilangi baik-baik?
A : Karena aku terbiasa diteriaki, dicaci, tidak ada yang menasehatiku dengan baik. Mereka hanya menyuruhku tanpa perduli bagaimana perasaanku. Mereka selalu mengatakan kesalahanku yang bahkan tidak bisa kutelusuri.
Mereka selalu mengatakan aku yang salah, tapi tidak menjelaskan apa yang salah.
Mereka selalu menyuruhku berubah dalam waktu singkat tanpa penyesuaian.
Mereka memintaku patuh, tapi tidak memikirkan seberapa besar tekanan yang kuterima.
Aku bahkan tidak memahami diriku sendiri.
Aku tidak mengerti.
Aku bahkan disalahkan hanya karena aku lahir tanpa pernah kuminta.
Aku sendiri tidak bisa memilih siapa yang jadi orang tuaku.
Mereka bahkan menyalahkan aku yang hidup.
Maka dari itu aku terus menyalahkan diriku.
Aku terus mempertanyakan apa yang salah.
Karena terlalu banyak kesalahan yang kulakukan tanpa kusadari.
Aku tidak tahu apa yang harus kuperbaiki.
Satu-satunya yang aku pahami benar adalah, mengapa aku harus hidup, jika aku adalah kesalahan yang dibenci semua orang.
Tidak ada yang bertanya tentang perasaanku.
Semua hanya terus menghakimiku.
Tapi, semenjak kenal lelaki itu, semenjak aku dipermalukan, satu hal yang aku temukan yaitu aku ingin hidup menjadi diriku.
Memperbaiki apa yang salah dariku.
Menentukan langkahku sendiri.
Namun, mencintai lelaki ini pula bagian paling sakit yang pernah kurasakan.
Masih sampai sekarang.
Q : Apa yang kau ingin perbaiki dengan lelaki ini?
A : Tidak ada apapun, harapanku selalu agar dia bahagia dimanapun dirinya berada, dengan siapapun dia.
Karena dia sudah mengalami banyak rasa sakit yang lebih dariku.
Pasti berat untuknya hidup penuh topeng yang tidak ingin dia lepaskan.
Karena itulah, dia pun sulit memahami ingin seseorang, karena diapun kesulitan memahami dirinya sendiri.
Q : Apakah kamu sudah memaafkan kesalahannya? Untuk yang kamu rasakan, sakit hati karenanya.
A : Dia bahkan tidak menyadari kesalahan yang membuat aku terluka, jadi aku tidak punya hak menuntut pertanggung jawabannya. Karena itu pula, aku telah memaafkannya.
Perasaan sakit itu bukanlah sesuatu yang bisa dilupakan begitu saja, tetapi memaafkan adalah caraku menyembuhkan luka.
Q : Apa maaf begitu ampuh?
A : Ketika manusia dipenuhi rasa sakit, disakiti oleh banyak orang atau tersakiti sendiri karena ketidakmampuannya menerima, permintaan maaf adalah lebur yang paling ampuh.
Jika orang lain tidak bisa meminta maaf, memaafkan diri sendiri adalah cara paling ampuh.
Lalu belajar menerima segalanya dengan ikhlas.
Q : Beberapa orang bilang kamu indigo, mampu membaca perasaan orang lain, mampu membaca pemikiran mereka, mampu mengetahui yang seharusnya jadi rahasia, lalu apakah kamu juga bisa membaca tentang lelaki ini?
A : Di sisi yang sejujurnya, aku tidak pernah mau memahami dia dengan cara seperti itu, tetapi pada kenyataannya dia yang terus mendatangiku agar aku memahaminya. Meski dulu aku tidak mau mengerti, pada keadaan tidak ada dia, setiap kali dan setiap waktu, semua tentangnya seperti Film yang akan selalu aku kenang.
Semua tentangnya adalah syair yang menjadi poin tulisanku.
Dan hatinya, juga apa yang ia rasakan adalah satu alasanku terus hidup.
Bagaimanapun, dia adalah satu hal penting dalam hidupku.
...
08/10/2020
Dee