Jumat, 06 November 2020

Angin Dan Pohon

Aku mengingat pernah suatu ketika ada pertanyaan mendadak tentang penggambaran diri.

Ada Hujan, Angin, Pohon.
Dan satunya lagi aku lupa.

Saat itu aku memilih Angin tanpa ragu, karena aku memang menyukai Angin, apalagi Angin yang sedang membawa Gerimis.

(Berasa Avatar Aang si Pengendali Udara.)

Dan lelaki itu menyukai Pohon.

Aku sedikit tidak menyangka, lelaki sepertinya memilih Pohon, dari kepribadiannya yang terlihat lebih identik ke Hujan.
Si Pria galau yang suka sakit sendiri, memendam sendiri, dan kuat di luar.

Di luar dan dalam yang begitu Kontras.

...

Agak lucu kedengarannya dia dan Pohon.

Pohon adalah seseorang yang setia pada pilihan awal, dia seperti Pohon yang hanya tumbuh di satu tempat. Dia tidak akan berpindah, karena pindah itu berarti membuat hidupnya sedikit terusik.

Karena sebuah Pohon hanya bisa tumbuh baik dan sehat di satu tempat.

Tipe Pria yang sangat setia.
Bahkan ketika berapa kalipun terluka, ia akan tetap kokoh.

Kira-kira sesederhana itu filosofinya.
.

Sedangkan aku?

Kebalikannya.

Aku tidak setia, aku adalah seseorang yang bebas dan tidak suka terikat, aku seorang yang berpikiran logis dan sesuai mauku.

Aku tegas pada hidupku sendiri.
Tidak membiarkan siapapun mengusiknya.

Aku adalah pribadi yang lari kesana dan kemari.

...

Jadi sejak kapan Angin bisa jatuh cinta pada satu Pohon?

...

Bagiku, dari dulu dia orang yang tidak terbuka, dia hanya menunjukkan dirinya untuk menandakan dirinya ada.
Dia mengukuhkan pengenalan bahwa dia ada.

Orang-orang menganggapnya ada karena dia besar, dalam artian dia memiliki pengaruh, entah karena cara bicaranya yang membuat jatuh hati, cara berpikirnya yang hangat dan membuat nyaman, cara dia membagi dirinya dan membuat orang lain senang didekatnya.
Bagiku, orang-orang memiliki alasan tegas untuk berada di sampingnya.

Dia sangat rupawan, cakap, dan menyenangkan.

Seperti Pohon yang memberikan banyak manfaat, begitulah dia.

Tetapi, tidak sekali kudengar bahwa dirinya memakai banyak Topeng untuk menutupi dirinya yang sebenarnya.

Dia yang semula menganggap dirinya ada di titik Negatif dan ingin menuju titik Positif.

Sebuah Titik balik akan sesungguhnya dirinya siapa.

Tetapi, bagiku dia terlihat seperti anak kecil yang ingin dipandang dewasa.
Bukan anak kecil yang dipaksa dewasa.

...

Sedangkan aku adalah Angin, si setia yang belum menemukan Jati diri.

Belum menyadari duniaku sendiri.
Sebuah keadaan dimana aku menjalani segalanya sesuai kemauanku.
Tanpa perduli bagaimana tanggapan orang lain dan tidak memahami diriku sendiri.

Hingga aku menemukan arti duniaku.
Yang ternyata adalah si Pohon yang setia.

Aku yang tidak setia jatuh cinta pada si Pohon yang setia.

...



Jumat, 30 Oktober 2020

23/01/2019


Art : by Artngapak.

...

Aku menemukannya di Google.
Kusimpan karena cantik, selain itu aku juga menyukai Art.

Dan entah bagaimana, pertama kalinya aku menemukannya, aku merasa lucu.

Aku menyukai warna merah, dan gambar ini identik warna merah.
Terlebih juga, aku mengingat bahwa diriku pernah memiliki foto serupa dengan ini.

Sangat lucu, dipikirkan hanya sebuah kebetulan pastinya.

Tetapi, aku tetap merasa tertarik pada kebetulan ini.

...

Foto ini diupload pemiliknya 23/01/2019

Manusia Dan Rasa Sakit

Aku pernah mendengar dari seseorang tentang Rasa Sakit.
Lebih tepatnya beda diantara Menyakiti dan Disakiti.

Rasa sakit melibatkan Pelaku dan Korban, serta dampak bagi mereka.

Menyakiti : Sebuah Tindak yang disadari oleh Pelaku, dan dampak bagi penderita.
Si Pelaku dapat mengganti atau mungkin membiarkan.
Itu sebuah rasa tanggung jawab atau keegoisan semata.

Bagi mereka yang menyakiti, akan selalu ada dampak bagi tindakan mereka. Rasa sakit juga yang sama, mereka akan terus bertanggung jawab atas sebab sakit milik orang lain yang mereka datangkan.

Ada yang siap bertanggung jawab, atau malah lari dari tanggungannya.
Hingga yang terluka lebih terdengar menyedihkan.

Itu sebabnya Kata Maaf adalah yang pertama kali dibutuhkan, setelahnya baru bertanggung jawab atas kerugian.
Namun, di dunia ini ada rasa sakit yang tidak bisa dibayar dengan apapun. 

Hanya terganti oleh maaf dan juga ganti yang lebih baik.

Setidaknya terselesaikan atau dibiarkan mencipta dendam dan kemarahan.

.

Namun, jika konteksnya Tersakiti.

Selamanya tidak akan bisa menuntut Tanggung Jawab.

Karena Tersakiti adalah rasa sakit penuh yang ditanggung oleh pihak yang terluka.
Sedangkan yang menyakiti, pihak yang menjadi alasan dan sumbernya sama sekali tidak tahu tentang ini.

Yang terluka hanya bisa sakit sendiri, hanya bisa tersakiti sendiri.
Dan tidak bisa apapun selain menanggung sendirian.
Entah terluka karena harapan, atau kesalahan yang sama sekali tidak disengaja.

Bagaimanapun yang akan terus mengingat hanya mereka yang terluka dan terabaikan.

Mungkin ada sumber yang sadar mereka berbuat salah, tapi menanamkan pada pandang mereka bahwa mereka tidak menyakiti siapapun, itu juga bisa terjadi.

Meski tetap saja, rasanya pasti sangat melelahkan.

...

Pada dasarnya manusia yang menyakiti, itu juga merekalah obat atas rasa sakit itu.

Sama seperti kekuatan dan kelemahan, mereka berbanding tetapi bisa saja bersumber sama.
Segalanya mungkin hanya berdasar sudut pandang semata.

Meski terluka sendirian itu sangat menyakitkan, dan rasa ingin menuntut pertanggung jawaban mungkin terasa menakutkan. Ada kalanya jika tidak tahu cara menuntut jawab, maka ikhlaskan rasa itu.

Memang itu bukan sesuatu yang bisa dilupakan begitu saja.
Tetapi, mengubah polanya menjadi titik balik.
Bisa saja itu adalah obatnya.

Sama seperti Bisa Ular, yang berupa racun bisa jadi penyembuh bagi racun lainnya.

...

Rin, 30/10/2020

Kamis, 08 Oktober 2020

-Kenang Dan Rasa-

-Kenang dan Rasa-

Ada yang pernah bertanya padaku, mengapa aku tidak menyukai makanan manis kecuali Coklat? 

Saat itu aku jawab karena aku tidak suka Rasa yang tertinggal di Lidah. 
Dan rasa manis selalu punya rasa yang lama untuk hilang. 

Dan aku tidak menyukainya. 

Tapi Coklat juga manis, mengapa aku suka? 

Karena semanis-manisnya Coklat, coklat masih punya rasa pahit. 
Dan rasa manisnya seimbang. 

Lalu dia bertanya jika aku tidak suka manis yang berlebihan, bagaimana dengan Kenangan Manis? 

Kujawab sama saja. 

Aku sama sekali tidak menyukai Kenangan yang lama tertinggal. 
Jika aku bisa, aku ingin sekali melupakan hal-hal yang sudah berlalu dengan cepat. 
Apalagi kenangan manis, itu hanya menyesakkan. 

Karena semanis apapun kenangan, ia tetap sesuatu yang sudah berlalu. 

...

Ada banyak hal yang ingin aku lupakan dengan segera. 
Namun yang ingin kulupakan justru begitu lama dan menjadi hantu yang tinggal dalam hati. 

...

Q : Kenangan apa yang kamu ingin lupakan? 
A : Semua tentang lelaki itu. 

Q : Apakah lelaki itu hanya memberikan kenangan buruk? 
A : Satu-satunya kenangan buruk adalah Rasa Malu, sedangkan lainnya adalah kenangan yang justru membuatku hidup dengan menemukan arti. 

Q : Lalu kenapa kamu ingin melupakannya? 
A : Karena aku tidak ingin mengingatnya untuk waktu yang lebih lama. Karena perasaanku akan semakin sakit seiring berlalunya waktu. 

Q : Masalah apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian?  Jika dia orang berharga bagimu, mengapa kamu ingin melupakannya? 
A : Masalah terbesarnya adalah Aku sangat mencintai lelaki ini, dan berfikir tidak akan ada yang bisa menggantikan dia. Lalu bagaimana aku bisa hidup tanpanya dan berpura-pura mau dengan yang lain selainnya. 

Q : Apa kamu cinta mati dengan lelaki ini? 
A : Hidup dan matiku tetap punya Tuhan Yang Lebih Kuasa. 

Q : Lalu mengapa kamu bicara seolah hanya dia yang kamu cintai, jika Tuhan bisa mengubah hatimu suatu saat nanti? 
A : Karena aku menemukan arti hidupku, arti diriku, saat hatiku dijatuhkan padanya tanpa pernah aku meminta atau bahkan bayangkan. 

Q : Bukankah kamu terlalu drama? 
A : Hidupku memang penuh drama, hingga akupun muak.

Q : Lalu bagimu, apa artinya lelaki ini?
A : Lelaki ini milikku, dia lelakiku. Itu berarti dia adalah lelaki yang akan jadi satu-satunya dalam hatiku. 

Q : Mengapa kamu yakin begitu? 
A : Karena sekeras apapun aku melupakannya, sekeras apapun aku menghapusnya, dan selalu menyabut namanya dalam doaku, dia tetap jadi yang kucinta. 

Q : Kamu menyebut namanya dalam doamu? Apakah itu karena kamu ingin memilikinya? 
A : Tidak, aku selalu menyebut namanya dalam doaku karena aku ingin membunuh rasaku padanya. 

Q : Dari perasaan cinta, alasan kamu tidak bisa melupakannya, mungkinkah karena itu adalah kebencian? 
A : Aku memang membencinya, tapi aku juga lebih mencintainya. 

Q : Kenapa kamu membencinya? 
A : Karena aku dipermalukan olehnya didepan banyak orang. 

Q : Apakah itu sebuah penolakan? 
A : Sebuah penolakan yang bahkan mungkin bisa menghentikan denyut jantungku detik itu juga. 

Q : Bagaimana cara dia menolakmu? 
A : "Seharusnya Tuhan yang harus lebih dicintai dibandingkan manusia."
Tetapi aku tidak munafik karena masih mencintainya meski membencinya setengah mati. 

Q : Apa alasanmu sakit hati? 
A : Karena manusia tidak akan membawa nama Tuhan hanya untuk mempermalukan manusia lainnya. 

Q : Mungkin dia hanya spontan. 
A : Apapun alasannya, dengan caranya memberitahuku dihadapan banyak orang, aku berharap dia bisa memberitahuku hanya berdua saja. 

Q : Bukankah kamu yang malah suka menceritakan apapun pada orang lain?
A : Yang kuceritakan murni perasaanku yang tidak pernah meminta pertanggungjawaban siapapun. 

Q : Bukankah kamu juga orang egois dan keras kepala? Susah dibilangi baik-baik? 
A : Karena aku terbiasa diteriaki, dicaci,  tidak ada yang menasehatiku dengan baik. Mereka hanya menyuruhku tanpa perduli bagaimana perasaanku. Mereka selalu mengatakan kesalahanku yang bahkan tidak bisa kutelusuri. 

Mereka selalu mengatakan aku yang salah, tapi tidak menjelaskan apa yang salah. 
Mereka selalu menyuruhku berubah dalam waktu singkat tanpa penyesuaian. 
Mereka memintaku patuh, tapi tidak memikirkan seberapa besar tekanan yang kuterima. 

Aku bahkan tidak memahami diriku sendiri. 
Aku tidak mengerti.
Aku bahkan disalahkan hanya karena aku lahir tanpa pernah kuminta. 

Aku sendiri tidak bisa memilih siapa yang jadi orang tuaku. 

Mereka bahkan menyalahkan aku yang hidup. 
Maka dari itu aku terus menyalahkan diriku. 
Aku terus mempertanyakan apa yang salah. 

Karena terlalu banyak kesalahan yang kulakukan tanpa kusadari. 
Aku tidak tahu apa yang harus kuperbaiki. 

Satu-satunya yang aku pahami benar adalah, mengapa aku harus hidup, jika aku adalah kesalahan yang dibenci semua orang. 

Tidak ada yang bertanya tentang perasaanku. 
Semua hanya terus menghakimiku. 

Tapi, semenjak kenal lelaki itu, semenjak aku dipermalukan, satu hal yang aku temukan yaitu aku ingin hidup menjadi diriku. 
Memperbaiki apa yang salah dariku. 
Menentukan langkahku sendiri. 

Namun, mencintai lelaki ini pula bagian paling sakit yang pernah kurasakan. 
Masih sampai sekarang. 

Q : Apa yang kau ingin perbaiki dengan lelaki ini? 
A : Tidak ada apapun, harapanku selalu agar dia bahagia dimanapun dirinya berada, dengan siapapun dia.

Karena dia sudah mengalami banyak rasa sakit yang lebih dariku. 
Pasti berat untuknya hidup penuh topeng yang tidak ingin dia lepaskan. 

Karena itulah, dia pun sulit memahami ingin seseorang, karena diapun kesulitan memahami dirinya sendiri. 

Q : Apakah kamu sudah memaafkan kesalahannya? Untuk yang kamu rasakan, sakit hati karenanya. 
A : Dia bahkan tidak menyadari kesalahan yang membuat aku terluka, jadi aku tidak punya hak menuntut pertanggung jawabannya. Karena itu pula, aku telah memaafkannya. 

Perasaan sakit itu bukanlah sesuatu yang bisa dilupakan begitu saja, tetapi memaafkan adalah caraku menyembuhkan luka. 

Q : Apa maaf begitu ampuh? 
A : Ketika manusia dipenuhi rasa sakit, disakiti oleh banyak orang atau tersakiti sendiri karena ketidakmampuannya menerima, permintaan maaf adalah lebur yang paling ampuh. 

Jika orang lain tidak bisa meminta maaf, memaafkan diri sendiri adalah cara paling ampuh. 

Lalu belajar menerima segalanya dengan ikhlas. 

Q : Beberapa orang bilang kamu indigo, mampu membaca perasaan orang lain, mampu membaca pemikiran mereka, mampu mengetahui yang seharusnya jadi rahasia, lalu apakah kamu juga bisa membaca tentang lelaki ini? 
A : Di sisi yang sejujurnya, aku tidak pernah mau memahami dia dengan cara seperti itu, tetapi pada kenyataannya dia yang terus mendatangiku agar aku memahaminya. Meski dulu aku tidak mau mengerti, pada keadaan tidak ada dia, setiap kali dan setiap waktu, semua tentangnya seperti Film yang akan selalu aku kenang. 

Semua tentangnya adalah syair yang menjadi poin tulisanku. 

Dan hatinya, juga apa yang ia rasakan adalah satu alasanku terus hidup. 
Bagaimanapun, dia adalah satu hal penting dalam hidupku. 

...

08/10/2020
Dee


Senin, 31 Agustus 2020

Ingatan Bermunculan

31/08/20

Ada ingatan masa lalu yang tidak bisa kuingat dengan jelas.
Hanya samar dan terasa ambigu.
Jujur saja, aku paling benci emosi seperti ini.
Karena mengingat sesuatu yang samar, itu melelahkan.
Seolah aku sedang mengingat ingatan lain yang tidak kulakukan.

Trauma dan rasa sakit mengunci sebagian ingatanku, ingatan yang harusnya tidak muncul malah datang begitu saja.
Sebenarnya apa tujuan ingatan itu bermunculan?

Aku pernah menonton drama Kill Me Heal Me, sebuah drama mengusung tema Mentall Illness tentang kepribadian-kepribadian yang terbentuk tanpa sadar demi melindungi jiwa mereka yang lemah.

Sebuah pertarungan menjadi yang terkuat didalam karakter diri mereka.

Ingatan saat ada di jiwa A berbeda dengan jiwa B.
Lalu semua akan lebur pada waktu dimana Jiwa yang kuat menang pada dominasi.

Aku bukan mengatakan diriku mengidap DID, sungguh aku sadar bahwa seluruh hidupku dikendalikan olehku.
Hanya saja, ada ingatan-ingatanku yang justru hilang begitu saja.
Aku seorang Pelupa. 

Aku bertanya-tanya mengapa ingatan yang sudah kulupakan, bisa muncul begitu saja?

Aku juga sadar diriku aneh.
Aku bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, seperti masa lalu dan juga masa depan.
Aku bisa melihat masa lalu yang mungkin tidak diingat orang lain.
Atau masa depan yang harusnya tidak bisa dilihat orang lain.

Yang kupahami, ini adalah sebagian dari kemampuan orang-orang Indigo.
Lalu ada yang bilang Indigo atau orang semacamnya, jiwanya dalam pengaruh makhluk Ghaib.
Sehingga bisa disebut sakti.

Namun, ada banyak penjelasan tentang hal ini.
Dan aku sadar bahwa diriku tidak pernah berhubungan dengan hal semacam itu.
Aku percaya adanya Ghaib, tapi tidak sekalipun ingin tahu.

Namun, seiring berjalannya usiaku, kemampuanku makin bertambah, membuatku jadi seimbang. Jujur, jiwa yang kuat dan dilandasi Iman adalah poin dari menjadi manusia hidup yang memahami cara kerja dunia. 

Lalu, tentang Ingatan yang muncul kembali, memang sebenarnya jadi hal masuk akal yang bisa saja menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan random yang kupertanyakan tanpa henti.

Masalahnya hanya satu, sekali ingatan itu muncul, ingatan-ingatan yang berhubungan akan semakin bermunculan.

...

Kamis, 20 Agustus 2020

15 Fact About Me

15 Fakta Tentang Dee :

1.  Introvert : bukan karna nggak bisa temenan sama orang lain dengan mudah, tapi karna kadang emang lebih seneng sendirian dan berteman pun merata, yang baik yah kita temenan, yang buruk yah tinggal apa adanya.

2. Aneh : gak satu atau dua yang bilang gitu, banyak banget yang ngakuin kalau  aku termasuk spesies aneh. Pas mereka bilang aneh dan kutanya Anehku dimana? mungkin bisa kuperbaiki, dengan lucunya mereka akan bilang "Nggak tahu."

3. Sensitif dan Pemarah : Suka marah-marah, suka resek, kalau marah suara auto ngebass meninggi, kalau orang bilang ngomongku pakai urat, alias nggak mau kalah. Tapi bukan yang marah karna hal sepele, marah pasti dengan alasan yang lumaya gede dan ganggu, bikin takut kalau marah, tapi paling mudah memaafkan. Bukan tipe pendendam.

4. Paling nggak suka dibohongi dengan alasan apapun.

5. Suka ikut campur urusan orang : sifat jelek yang jangan ditiru, dibaliknya adalah karena aku nggak suka orang yang palsu, maksudnya yang suka cari  muka demi menjatuhkan orang lain, kalau nggak suka yah silahkan jujur daripada sok baik. 


6. Terlalu frontal dan jujur : aku orang yang gak bisa pura-pura baik, aku bisa tahu orang asli atau palsu sama aku cuma dari tingkah mereka atau bahkan cara pandang mereka. Oke sih kesannya aku tuh orang yang sokk tahu sekali seolah perasaan orang seperti buku terbuka.

7. Ramah : Hihi kok geli, tapi karna aku emang suka mendekati orang yang aku suka dengan terang-terangan, meski itu di dunia orange atau online.

8. Penyuka lagu bergenre lembut, kurang menyukai lagu yang keras atau beat yang cepat, genre Rock dan RnB juga kurang suka. Penyuka OST drama.
Paling suka lagu BTS : Spring Day, dan The Truth Untold.
Semua suka, tapi ini paling suka.

9. Bucin V, dan versi Lokalnya, nama kesukaanku Ramadhan. Aku lebih suka panggil namanya Ramadhan. 

10. Egois, karna mungkin diriku ini Dominan, kepribadianku pun keras, kurang suka dinasehati, bukan tidak tahu diri, tapi karna aku tahu apa yang baik dan buruk dalam sikapku, tergantung juga  pada cara penyampaian. Boleh kritik asal tidak dengan menjatuhkan.

11.  Orang yang hidup untuk hari ini, maksudnya karna aku adalah orang yang tidak ingin menyesali apapun di hari yang sudah berlalu, sedih, bahagia, semuanya hanya masa lalu, dan juga tidak menyukai sebuah pengandaian. Punya mimpi hari esok, tapi ku ingin menutup mata akan hal itu, karna mengerikan melihat masa depan sendiri.

12. Cuek sama penilaian orang lain, pendengar yang baik  dan pembawa cerita yang ulung.

13. Punya prinsip Jatuh cinta sekali seumur hidup, meski aku takut akan sebuah pernikahan (kaya kak Zora).
Bukan karena trauma, yah adalah sedikit karena hal itu, tapi bagiku jika suatu saat kesampaian menikah, aku ingin seorang yang lebih mencintaiku daripada aku, orang yang tahu semua kurangku tapi masih mau genggam hidupku, orang yang llebih mencintai  Tuhannya daripadaku. Karena akupun begitu, lebih mencintai Tuhanku dibanding apapun.

14. Unik : Yang sebagian orang bilang aku tuh terlalu unik untuk ditebak, akan ada dua tipe orang yang mengenalku, sebagian akan selalu mencintaiku tanpa  alasan dan sebagian akan membenciku tanpa alasan, ada yang bilang aku mengerikan.
Auraku katanya sangat aneh haha.

15. Aku Indigo, gak bisa liat hantu tapi.

...

Itullah fakta tentangku.

Rabu, 19 Agustus 2020

Oneshoot One Person

Judul : One Person

Lenght : Oneshoot.


...

Dhea POV

Pertama aku mengenalnya,dia hanya tersenyum kearahku menjabatkan tangannya padaku

 " Rama " katanya padaku, dari suaranya saja aku sudah bisa melihat dia lelaki yang kharismatik
 " Dhea " kataku sambil tersenyum, lalu dia pun melangkah pergi dari hadapanku
aku hanya mengenalnya sebatas teman,, ku mendengar banyak tentangnya, dia begitu sering menyihir hati para wanita di sekolahku, termasuk Resya salah satu temanku
 " Dhe,, kamu tau gak Rama itu lagi deket sama Resya, tapi si Resya ternyata yang berharap lebih " kata Anggun teman sebangkuku
 " Biarin lah,, emang apa urusannya sama aku ? " tanyaku pada Anggun
 " Gak ada sih,, cuma aku kasihan ajah sama Reysa " katanya lagi.

.

Sudah 3 minggu aku masuk di kelas baru ini,, dan selama itulah aku berusaha berinteraksi dengan teman-teman yang berbeda..
 " Dhe, kamu duduk sama aku yah :D " kata Dony padaku
 " Haha, mau UTS baru minta aku duduk sama kamu,, tapi yaudahlah " kataku dengan bercanda
Saat bel istirahat aku mau keluar ke kantin, tapi tiba-tiba anak-anak ngajakin aku ngelihat Rama lagi main sulap..
Aku pun mengikuti mereka, aku melihat atraksi sulap Rama,, dalam hati aku mengakui kehebatan sulapnya dia..
Dia begitu lihai dalam permainan sulap itu, disampingnya ada Reysa yang memperhatikan dengan baik sulapnya Rama...
Dari tatapan mata Reysa aku bisa melihat betapa kagumnya dia pada Rama,, sesekali aku melihat Rama juga memperhatikan aku lalu beralih ke Reysa...
Saat bel masuk, aku pun pergi keluar untuk ke toilet.. Saat selesai aku berpapasan dengan Rama, aku pun tersenyum, tapi dia hanya memandangku dan melengos begitu saja...
 "Aneh " batiku berkata

Esoknya...
 "Dhe,, gimana tugasku udah kamu kerjain ?" tanya Dony pagi-pagi saat aku datang
 " Nih :D " aku menyerahkan buku tugasnya
setiap ada tugas aku pasti juga ngerjain punya Dony bahkan anak-anak lain juga
 Saat aku sendiri diatap sekolah ada seseorang memanggilku ..
 "Dhea.. " katanya, aku pun menoleh kearahnya.
 "Kamu.... kok bisa ada disini juga ? " tanyaku padanya, dia cuma tersenyum
 "Aku... juga biasa disini kok " katanya
 " Hah ? kapan? aku gak pernah liat kamu kok " kataku dengan penasaran
 "Kepo !" katanya lagi.
Aku pun langsung diem ajah ...
 " Aku duluan " aku pun pergi dari situ... dia cuma memperhatikan langkahku...
 " Dasar Bodoh " katanya lirih,,, dia tak bermaksud mengataiku,, cuma aku terlanjur salah paham.

.

Semenjak hari itu aku dan dia selalu saja saling berpaling muka,, entah kenapa aku merasa dia berbeda di depanku,, di depan anak-anak lain dia tetap ramah meski seringkali dia jahil.. Semakin hari dia semakin dekat dengan Reysa bahkan Reysa pernah tanya padanya apa Rama menyayangi Reysa,, Rama hanya menjawab iya...

Meski terkadang ia cuek didepanku, kadang dia juga sempat menggodaku dan mebuatku marah...
Semua anak di kelas itu mendukung kedekatan Reysa,, dan aku juga seneng ngeliat mereka berdua bersama, meski terkadang ada sedikit rasa sakit yang entah apa sebabnya...

Setelah beberapa bulan Reysa dekat dengan Rama,, aku tak sengaja melihat Reysa menangis sendiri di kelas ketika pulang, waktu itu aku harus kembali kekelas karna ada sesuatu yang ketinggalan...
 "Reys,, kamu kenapa ?" tanyaku penasaran, dia pun menoleh kearahku, aku menghampirinya,, lalu tiba-tiba dia memelukku
 "Dhe ,,, aku sedih banget... Rama gak bener-bener sayang sama aku,, dia cuma berpura-pura mendekatiku karna dia kasihan sama aku " dia menangis di pelukanku, aku merasakan bahuku basah karnanya
dia menceritakan semua keluh kesahnya ...
 " Aku sayang Rama sejak 1 tahun lalu,, aku suka dia pada saat pertama kali kita ketemu,,, waktu itu aku berusaha mendekatinya, dan dia membiarkanku mendekat,, dia memberiku perhatian yang selalu aku inginkan, dia berkata sayang ketika ku bertanya, tapi dia bilang sam orang lain kalo dia menyayangiku hanya sebatas teman... dia membuatku terbang,, tapi dia melepasku jatuh lagi Dhe !" dia menangis sampai matanya bener-benermerah...
 " Aku gak tau apaapun Reys, tapi aku pikir lebih baik kamuberpikir hal-hal positif ajah, yakin aja kamu bisa kok dapetin dia " kataku berusaha menenangkannya... dia pun mengusap air matanya.. Aku bisa melihat bagaimana hatinya terluka, tapi apa yah maksudnya Rama memberi ia perhatian, tapi lalu meninggalkannya...

Setelah waktu berlalu kini aku melihat Reysa lebih tegar dari biasanya, aku senang melihat senyum Reysa lagi,,, dia begitu cantik, manis, baik, tapi sayang dia bisa serapuh ini...
Aku tiba-tiba merasa aneh sama Rama, kenapa seharian ini dia terus memperhatikan aku,, bahkan ketika aku melihat dia, dia juga tetap memperhatikan aku...

Selama 1 minggu ini Rama terus saja melakukan hal-hal yang aneh di depanku,,, dia kadang mondar-mandir di depanku,, melihat kearahku, tapi kadang melihatku dengan tatapan aneh. Aku berusaha bersikap wajar...
Tapi dia sering berkata kasar padaku, menyinggungku dengan kata-kata yang menyakitkan, membuat mataku panas,, tapi aku terus saja bersikap sewajar mungkin...

Tahun baru pun datang,, kemarin aku merayakan hari itu dengan sahabat-sahabatku...
Pagi ini hari mulai bersekolah,, dan aku berangkat agak telat,, saat aku masuk di gerbang kulihat Rama yang memperhatikanku dari kejauhan,, dia pun melangkah pelan meninggalkan tempat duduknya...
 "Dhe... " panggilnya
 "Apa Ram ?" tanyaku balik
 Dia hanya memandangku tapi dia tak berani menatap mataku
 "Kamu jangan sampai suka sama aku yah !" setelah berkata itu, dia pun meninggalkanku dan tak memperdulikan aku yang merasa bingung, aku merasa terhipnotis akan pesonanya yang aku sendiri tak mampu jelaskan, tapi aku berusaha bersikap wajar seperti biasanya... aku bejalan pelan memasuki lorong menuju kelasku dengan beban pikiran yang tak kumengerti...
 "Apa maksudnya?" batinku berteriak...
 "Dhe kamu kenapa kok pucat? " tanya Reysa dan Andien..
 "Aku gak papa kok" kataku, lalu aku duduk di bangkuku, aku memperhatikan kelas ini dengan seksama dan mataku jatuh pada pandangan Rama, dia pun tersenyum kearahku... 

Aku hanya menatapnya dengan tatapan curiga..
Reysa tiba-tiba mengagetiku dari belakang, dan refleks aku menoleh kearahnya, Rama pun mengalihkan pandangannya dariku.


 "Kamu kenapa sih Dhe, sadar gak dari tadi kamu itu ngelihatin Rama terus, tanpa kedip lagi, kamu kayak kebingungan... ada apa Dhe?" tanyanya
 " Gak ada apa-apa sumpah Reys" kataku gugup.. tak mungkin aku ceritakan hal tadi pagi bahwa aku memikirkan Rama...
 " Kamu gak mau cerita, yaudahlah... " katanya menyerah
 "Maaf Rey, bukan gak mau cerita, tapi karna aku emang gak kenapa-kenapa" kataku

      Seminggu aku gak masuk sekolah karna sakit,, kemarin pun semua anak kelas datang menjengguk kecuali Rama,, katanya dia males ketemu aku..
"Siang !" tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku,, dirumah sepi ortuku pada keluar nebus obat.. aku pun menguatkan diriku buat bangun...
 " Iya bentar " ketika aku membuka pintu, ada Rama berdiri di situ..
 "Hei.. Kamu ngapain disini?" kataku, aku heran kenapa dia dateng kesini, bukannya dia males ketemu aku ?
 " Sorry aku dateng kesini ganggu yah ?" tanyanya
 " Gak kok Ram,, aku tadi lagi liat tv " kataku
 " Kamu sakit apa?" tanyanya, aku mengajaknya masuk, tapi dia memilih untuk diluar
 " Sakit biasa ajah kok " kataku lagi... aku masuk untuk mengambil minum, dan kembali keluar
 " Kamu pasti kemarin denger dari Reysa kalo aku gak ikut mereka kesini karna aku males ketemu kamu?" tanyanya. aku pun mengangguk
 "Iyah aku nggak nyangka kamu males liat aku ternyata.. berarti kamu seneng kalo aku gak masuk ?" tanyaku lagi.. Dia malah gugup
 "Aku berharap kamu cepetan masuk...!" dia menyerahkan sebuah kotak berwarna hitam...
 " Aku pulang " katanya lagi
 " iyah hati-hati" kataku .. Dia pun perlahan menghilang dari pandanganku setelah dia benar-benar tak terlihat, aku kembali duduk dan membuka kotak warna hitam itu.. aku menemukan satu foto seorang gadis yang kulihat mirip seperti aku meski cuma punggung... aku bingung apa maksudnya?

Esoknya aku masuk sekolah dijemput Reysa
 " Kemaren aku lihat Rama dari daerah rumahmu " katanya dengan hati-hati , akupun tersenyum
 " Gak usah dipikirin !" kataku lalu mengajaknya berangkat

Di dalam kelas aku gak keluar saat istirahat, Reysa sudah mengajak aku ke kantin, tapiaku gak mau...
 "Kenapa gak keluar? gak punyak temen?" tiba-tiba Rama mengejekku
aku hanya diam saja
 "Kenapa diem? gak berani jawab yah ?" tanyanya lagi... aku berusaha menahan amarahku,, aku pergi meninggalkannya ...

Dia kenapa sih? apa yang salah? kenapa dia seaneh ini? atau aku yang terlalu aneh... semua pertanyaan ini membuat kepalaku jadi pusing...


 "Aduh... kepalaku sakit.." aku mengeluh di pinggir taman, tiba-tiba Rama datang hampirin aku..
 "Sini aku bantu " dia membawaku ke kelas, disini sepi semua anak sudah masuk ke :Lab Komputer


 "Kamu gak ke Lab?" tanyaku ...
 "Gak usah nanya deh... kalo aku ke Lab, yang jagain kamu sapa?" dia menjawab pertanyaanku dengan nada kasar, tapi kata-katanya bikin aku shock
 "Maaf " kataku setengah malas..
Kami pun sama-sama diam... Sampai semua anak kembali ke kelas... tadi sebelum anak-anak kembali Rama sudah pergi duluan

Berhari-hari kemudian sikap Rama selaalu saja aneh.. Dia bener-bener gak mau deket sama aku..
Saat ini aku berada di atap sekolah.. tempat pertama kali Rama mengatakan aku bodoh...
Setiap hari aku selalu saja disini, kadang aku menemukan Rama disini, tapi aku hanya melihatnya disini tanpa berani menegurnya...

 "Dhe " panggil seseorang.
Reysa mendekatiku.
" Dhe, aku boleh gak minta tolong? " tanyanya ragu
" Ada apa?" tanyaku
" Hemb gini ... satu-satunya cewek yang gak suka sama Rama kan kamu, boleh gak aku minta kamu deketin dia biar kamu tau siapa yang disukai sama Rama. " pintanya membuatku bingung.
" Kenapa kamu gak tanya langsung sama dia?" tanyaku heran. dia pun menggeleng,
" Dia gak akan mau jawab, yang ada dia malah jauhin aku" katanya putus asa.
" Kamu aneh" kataku lalu pergi meninggalkannya.
"Dhe?" panggilnya
" Aku usahakan Reys"

Saat aku kembali ke kelasku di bawah bukuku ada sebuah kertas, tapi aku mengabaikannya dan memasukkannya ke tasku.

Setelah bel pulang, aku langsung menuju parkiran dan mengambil sepeda motorku, saat keluar gerbang aku melihat Rama membonceng Andita, kakak kelas satu tingkat yang memang lagi dekat sama Rama. Tapi aku mengacuhkannya dan melewatinya begitu saja.

Diperjalanan aku berfikir apakah gadis itu yang membuat Reysa hingga ingin aku mencari tahu tentang gadis yang disukai Rama...
Sesampainya di Rumah, aku langsung merebahkan diri di kasur, berusaha tak perduli tentang Rama.
Aku teringat akan surat yang tergeletak di bawah bukuku tadi, aku pun membuatku tertegun melihat kata yang tertulis dalam kertas itu

Karnamu yang perlahan hadir dalam hidup ku yang sederhana ini, kamu mulai memporak-porandakan hati dan hidupku.

Entah siapa yang menulis kata² ini.. Ini apa maksudnya aku sungguh tidak memahaminya.

Dhea Pov End

...

Author POV

"Siapa yang kamu suka?" tanya Dhe tiba-tiba saat ada Rama sedang tiduran di Balkon.

Rama melirik sekilas, ia terbangun saat mendengar langkah kaki mendekat kearahnya.

"Ngomong apa sih? Tiba-tiba begitu?" tanya Rama malas. Dhe duduk didepan Rama.

"Alasan, kenapa kamu nggak ngebolehin aku suka kamu, alasan kamu terus bersikap dingin, dan juga alasan kamu terus mengangguku, sebenarnya ada apa sama aku?" tanya Dhe menatap lurus ke dalam bola mata Rama.

"Apa yang membuatmu terganggu?" tanya Rama dengan santainya.

"Sikap kamu, ketidak jelasan itu, benci tapi bukan, suka juga tidak kelihatan, kamu memperlakukanku seenaknya, sebenernya apa maumu? Kamu sadar nggak sikapmu membuatku terus bertanya-tanya apa salahku." rasanya ini memang pertama kalinya Dhe bertemu dengan orang semacam Rama.

Jika benci, benci saja seterusnya, jika tidak suka, abaikan saja, jika tidak ingin perduli, maka teruslah begitu. Lalu mengapa seorang Rama yang selalu saja bersikap konstan terhadap yang lain memperlakukan Dhe dengan seenaknya?

"Aku emang gak suka sama kamu, tapi aku gak pernah benci kamu, tapi aku juga gak bisa bohong bahwa perasaanku lebih dari itu." kata Rama sambil tertawa.

"Apa maksudnya?" tanya Dhe makin tidak paham, kenapa cara bicara Rama selalu penuh teka dan teki. Dhe yang terlalu lambat berpikir, atau dia memang sengaja mengabaikannya.

Rama beranjak berdiri lalu menghampiri Dhe.

Rama mengusak rambut Dhe.

"Berhentilah berpura-pura kamu ingin membahagiakan semua orang, itu akan menyakitkan bagimu, dan juga aku membenci saat melihat kamu terus terluka." kata Rama dengan lembut, memandang sendu gadis yang keras kepala.

Dhe terdiam, Rama berjongkok depan Dhe.

"Kamu tahu, rasanya hatiku selalu sakit saat kamu membiarkan orang lain memanfaatkanmu hanya agar kamu punya teman, hatiku sakit saat melihatmu berusaha terlalu keras membahagiakan orang disekitarmu, kamu terluka tapi tidak pernah merasakannya. Dan aku nggak bisa ngelakuin apapun untuk membuatmu merasa lebih baik." untuk pertama kalinya, Dhea mendengar kesungguhan dari lelaki ini. 

Rama menghapus air mata yang mengalir di pipi gadis itu.

Dhea, ia ingin tahu siapa yang disukai oleh Rama, sedangkan kini dia sadar gadis itu adalah dirinya.

"Aku suka kamu, sejak awal aku sudah suka kamu, aku tidak perduli bagaimanapun kamu, aku hanya menyukaimu. Tapi aku tidak suka caramu berharap aku bersama Reysa karena dia yang lebih dulu menyukaiku, aku mengenalmu lebih dulu, aku menyukaimu lebih dulu." kata Rama membuat Dhea makin terisak sedih.

Sesak rasanya.

Lelaki ini, yang selalu dia abaikan, ternyata pencipta batas itu bukan Rama, tapi dia, Dhea sendiri.

"Ram? Aku gak tahu caranya bahagiain diriku sendiri, aku gak tahu bahagia itu kaya apa, yang aku pikir melihat orang lain baik-baik saja, dan hidupku berguna untuk mereka. Itu cukup, tapi sampai sekarang, aku gak tahu bahagia itu sebenarnya apa? Apa yang bisa kupertahankan? Dan apa yang harus kucari. Aku kehilangan diriku sendiri, aku gak tahu. Selama ini aku menjadi diriku yang bertindak apa adanya, tidak ada yang kupendam atau maksud tertentu. Tapi Ram, aku hidup hanya karena aku bernafas." entahlah apa yang sedang ada dalam pemikiran Dhea.

Dia berulangkali merasakan hal yang menyesakkan, berulang kali mempertanyakan apa yang salah dan benar, mempertanyakan apa gunanya hidup.

"Sejujurnya aku tidak pernah percaya diri, aku tidak berbohong tentang apa yang kurasa, aku bukan munafik yang didepan orang baik lalu dibelakang mereka tidak suka. Aku tidak seperti itu, tapi aku tidak mengenal diriku sendiri. Aku kehilangan jiwaku." Rama tahu gadis didepannya sudah hancur sejak lama.

Hal-hal yang dihadapinya, keadaan di sekitarnya, manusia-manusia yang ada disekelilingnya telah memaksa mati jiwanya.

Setiap manusia selalu memiliki cara bertahan terhadap segala kepelikan dalam hidupnya. 

Rama yang memakai banyak topeng agar jiwanya baik-baik saja, agar kelemahannya aman.

Sedangkan Dhea, memilih menghadapinya dengan jiwanya yang mati itu.

Hatinya hancur berkeping-keping, dan Rama ingin menyusun hati itu.

Dia mencintai Dhea, keduanya manusia yang sama terluka, menerima banyak kehilangan dan juga kehidupan yang membuat mereka merasa sakit.

Penyesalan seorang Dhea yang tersimpan dalam lubuk hatinya adalah, mengapa Tuhan membiarkan dia hidup jika dia hanya membuat orang lain menderita.

"Apa kamu tahu alasan aku mencintai kamu tapi selalu bertingkah aneh ke kamu?" tanya Rama.

Dhea menggeleng tak paham.

Kenapa pembicaraan mereka tidak sinkron?

"Karena aku ingin kamu menyadari bahwa kamu terlalu berharga, aku ingin kamu menyadari bahwa dalam hidup ini, kamu adalah orang yang aku inginkan. Sikapku yang labil adalah ketidak mampuanku untuk jujur, aku terlalu takut kamu disakiti mereka, dan aku takut mencintaimu membuatmu terluka." Rama tersenyum pada Dhea.

Dhea tidak mengerti.

"Dhea, aku harap jikapun kelak kita berpisah, kamu akan selalu percaya bahwa aku terus mencintaimu, mari kita menunggu dengan sabar dan menanti segalanya tepat untuk kita. Mari berteman saja sekarang, aku tidak akan mengikatmu pada status, tapi hatiku akan selalu terikat padamu." Rama meninggalkan Dhea yang masih terdiam.

Sejujurnya segala tanya yang diajukan Dhea tidak dijawab dengan jelas, segalanya klise, tapi satu hal yang dimengerti oleh Dhea.

Bahwa tidak semua tanya bisa terjawab, bahkan semakin mempertanyakan, jawabannya tidak kunjung ditemukan.

Cara melaluinya adalah biarkan, lepas dan ikhlaskan.

Karena sesungguhnya segala tanya yang terucap, jawabannya ada dalam diri sendiri, hanya waktu yang akan menjawab.

.

Begitulah keduaanya, yang saling menciintai tapi tidak ingin saling menyakiti.

Mereka pasrahkan pada takdir yang menjadi jawab dari segalanya.

...

"Dhea, dimanapun kamu berada, apapun yang sedang kamu hadapi, seberapapun banyak orang yang melukaimu, tetaplah menjadi dirimu sendirii, gadis yang akan selalu aku cinta." Rama.

Setiap kali Dhea merasa sedih dan terpuruk, lelah akan hari yang ia lalui, dia akan selalu teringat pada pesan Rama.

Karena jikapun raga tidak bisa bersama, atau belum dibiarkan bersama.

Jiwa mereka terikat pada perasaan yang sama.

...

End

...

Story by Dee

Apakah Itu Cinta????

Apa itu Cinta?
Ketika itu melukai begitu banyak?
ketika itu membuatku bahkan hampir gila
Apa Itu disebut Cinta?
Ketika semuanya hanya sepihak dan merasa begitu sakit?
Kenapa itu masih disebut cinta?
ketika yang kuterima hanya penolakan?
ketika yang kuberi sebuah ketulusan yang hanya ingin diterima meski tak dibalas..
ketika yang kuberi hanya ingin diakui bukan dihina.
Apa itu Cinta?
ketika yang kuingin hanya Dihargai.
Namun Harga yang kuterima adalah sebuah Penghinaan
Kenapa itu Masih saja kusebut Cinta?
ketika aku masih berharap orang yang kucintai selalu bahagia
namun yang kuterima selalu dianggap yang paling bersalah
Kenapa Masih saja itu kuanggap Cinta?
ketika hatiku masih bisa menerima dengan baik semua perlakuannya
namun aku sama sekali tak dianggap
ketika semua kata2ku adalah kesalahan
dan semua kesalahankua dalah sebuah dosa yang besar
Kenapa Itu masih saja kuanggap Cinta?
ketika semua memandangku sebelah mata saat aku mengakui cintaku
ketika aku selalu menjadi serba salah
Kenapa Aku masih saja menyebut itu sebuah Cinta?
Ketika aku hanya tersakiti dengan Perasaanku sendiri
ketika orang yang kucintai tanpa sadar sudah menyakitiku begitu banyak
Namun itulah Cinta
Itu benar benar Cinta
Ketika ku sudah terluka begitu banyak, ketika ku sudah tersakiti dan menerima begitu banyak penghinaan
ketika aku sudah terlalu banyak mengeluarkan air mata,
ketika ku terus dianggap yang paling bersalah. ketika ku tetap tersenyum meski tak pernah dihargai.
Ketika ku masih mencintai meski hampir gila
Itulah Cinta, masih saja kusebut Cinta meski telah ditinggalkan dan mencintai dalam satu pihak
Itulah Cinta, masih Kusebut Cinta meski telah ditinggalkan, dan hanya menahan sakit itu sendirian.
Itulah Cinta, karna sampai detik ini aku masih menganggap itu Cinta